Jayapura, (Mata Papua) – Kepolisian Daerah Papua dalam hal ini Polres Nabire berhasil mengungkap kasus kematian dr. Mawarti Susanty dokter spesialis yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah Nabire tiga pekan yang lalu.
Penyebab kematian dr. Mawartih Susanty adalah penganiayaan yang dilakukan oleh petugas Rumah Sakit tempatnya bekerja karena sakit hati, kata Kapolda Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri dalam siaran pers yang diterima dari Humas Polda Papua, Kamis (30/3).
Dia mengatakan bahwa setelah dilakukan penyelidikan mendalam dan mengikuti segala pemeriksaan medis selama kurang lebih tiga minggu, akhirnya penyidik Polres Nabire berhasil temukan pelaku serta motif kematian dr. Mawartih Susanty.
Pengungkapan itu, atas kerja sama pula dengan tim medis Rumah Sakit Bhayangkara Makassar dan Puslabfor Dokkes Makassar untuk menemukan DNA yang cocok dengan pelaku yang sebelumnya diperiksa sebagai saksi.
Pelaku berinisial KW seorang Cleaning Service ditempat kerja yang sama dengan korban. Pelaku diungkap berdasarkan hasil otopsi maupun swab yang dilakukan oleh tim medis.
“DNA yang ditemukan pada korban cocok dengan pelaku. Pelaku juga telah mengakui perbuatannya,” ujar Kapolda.
Pelaku berhasil diungkap oleh Kepolisian usai hasil otopsi maupun swab yang dilakukan oleh tim medis, dikembangkan kembali oleh Polres Nabire menggunakan Scientific Crime Investigation dan mencocokkan dengan DNA yang ditemukan dari korban dan pelaku.
Dikatakan bahwa saat ini pelaku telah diamankan oleh aparat Kepolisian dan diketahui dari keterangan pelaku bahwa motif pelaku melakukan penganiayaan tersebut lantaran sakit hati atas tindakan korban yang diduga memotong hasil Upah Insentif Covid milik pelaku pada tahun 2020.
Ia menambahkan, Barang bukti yang ditemukan saat proses penggeledahan yakni berupa handphone (hp) milik korban dengan merk Sony Xperia 10 plus warna hitam yang disimpan didalam bantal yang terbungkus plastik putih dan ditaruh di gudang kecil lantai 2 Ruang Poli RSUD Nabire.
“Tidak hanya itu, kami juga menemukan sebuah rok hitam bermotif bintik putih yang digunakan pelaku untuk menutup wajah saat melakukan penganiayaan terhadap korban yang kemudian disimpan didalam lemari kamar dibawah tumpukan baju,” ungkapnya.
Kapolda menyampaikan bahwa pelaku saat ini tengah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh Penyidik Polres Nabire apakah perbuatan tersebut dilakukan pelaku seorang diri atau ada pelaku lainnya dan selanjutnya hasil akhir akan disampaikan kepada publik.
Discussion about this post