Matapapua – Matawolot : Panen ubi jalar (betatas, red) oleh Gubernur Papua Barat masih menyisakan tanda tanya dan keluhan petani ubi jalar yang merasa kurang mendapat perhatian pemerintah terutama dalam meningkatkan produktivitas pertanian ubi jalar yang telah digeluti beberapa tahun terakhir, sehingga melalui kegiatan panen ubi jalar ini diharapkan ada perhatian kedepan.
Keluhan ini disampaikan Sukijo, Ketua Kelompok tani Lestari Jaya di kelurahan Matawolot yang mengatakan petani sangat memerlukan sejumlah alat pertanian yang dapat dipergunakan untuk membuka lahan atau perluasan maupun mengolah tanah yang akan ditanami ubi jalar, sebab jika mengandalkan tenaga petani hasilnya tidak optimal.
“Kami merasa bahagia jika panen dilakukan disini, tapi tolong berikan perhatian dan bantuan kepada kami, kami butuh alat seperti John Deere traktor roda empat yang dapat memudahkan petani mengolah tanah sebelum dilakukan penanaman ubi jalar” kata Sukijo, Rabu (8/7).
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sorong, Johny Penda membantah keluhan petani dimaksud, bantuan dalam bentuk paket pertanian tetap diberikan, namun jika permintaan alat pertanian seperti Traktor dan lainnya harus diusulkan melalui proposal, dan semua bantuan diberikan bergilir mengingat keterbatasan jumlah bantuan dan banyaknya petani yang membutuhkan alat dimaksud.
“Sengaja kami pusatkan kegiatan panen disana, supaya keluhan yang selama disampaikan mendapat perhatian, bantuan dari APBN itu untuk 50 hektare, dan dari APBD Kabupaten dan Provinsi itu masing-masing 20 hektare, untuk alat itu jumlahnya terbatas, kita berikan bergilir, karena yang mengusulkan dari tiap kelompok tani banyak sehingga dibagi secara merata” jelas Johny Penda.
Untuk bantuan yang diberikan bukan dalam bentuk satuan, melainkan dalam bentuk paket disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah anggaran yang ditetapkan.
Discussion about this post