Matapapua – Sorong : Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama mitra pembangunan dan sejumlah pihak yang peduli mengenai program pelestarian dan pengelolaan ekosistem mangrove Papua Barat melangsungkan Perayaan Hari Mangrove Sedunia. Peringatan hari penting bagi pengamat dan pecinta lingkungan ini sebenarnya ditetapkan setiap tanggal 26 Juli, namun lazim dirayakan dalam rangkaian panjang untuk mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam melindungi, mengelola serta memanfaatkan mangrove secara bijak dan tepat guna.
Karena itulah, untuk memperkuat komitmen dan menekankan peran penting ekosistem mangrove yang berada di TWM Klawalu, selain upaya-upaya penyadartahuan dan edukasi yang bertujuan berkontribusi positif dalam mewujudkan lingkungan hidup yang sehat, perayaan Hari Mangrove Sedunia oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Sorong bersama Konservasi Indonesia (KI) sekaligus diisi dengan kegiatan Peresmian Papan Informasi di TWM Klawalu dan Diseminasi Buku Panduan Identifikasi Mangrove TWM Klawalu.
Kepala Bidang Pemasaran Objek Wisata, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kota Sorong, Ida Wahyuni, SE, mewakili Pemerintah Kota Sorong, sangat mengapresiasi kegiatan perayaan Hari Mangrove Sedunia ini.
”Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak, mitra pembangunan KI yang telah menunjukkan komitmen dan dukungan pengelolaan ekosistem mangrove Papua Barat yang lestari. TWM Klawalu ini adalah TWM pertama yang dibangun di Tanah Papua. Sejak diresmikan pada 16 Mei 2018 oleh Pemerintah Kota Sorong, dan dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Sorong, TWM Klawalu telah berkembang menjadi salah satu daya tarik wisata alam di Kota Sorong” kata Ida Wahyuni, Rabu (24/08).
Karena itulah, keberadaan TWM Klawalu selain menyajikan daya tarik wisata alam, sumber pengetahuan serta edukasi, masyarakat juga perlu dibekali pemahaman dan informasi yang cukup tentang kekayaan hayati dan kondisi di TWM Klawalu. Peran penting ekosistem mangrove sebagai penyedia jasa lingkungan, pengelolaan lingkungan secara lestari serta tempat belajar, menggali informasi dan edukasi bagi khalayak umum, peneliti dan pecinta lingkungan.
Hal ini ditegaskan lagi oleh penulis buku ‘Panduan Identifikasi Mangrove di TWMK Kota Sorong’ Dr. Aplena A. Bleskadit, SP., M.Sc., yang juga adalah Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Papua (PPLH-Unipa) atas terbitnya buku panduan ini, diharapkan warga dapat mengenali kebutuhan mangrove.
”Kami tim peneliti sangat senang buku panduan yang menyajikan infomasi lengkap jenis-jenis mangrove di TWM Klawalu sudah terbit. Kami harap bisa memberi manfaat edukasi dan sumbangsih pengetahuan bagi semua pemerhati dan masyarakat yang cinta dengan ekosistem mangrove” ujar Aplena A. Bleskadit.
Ekosistem mangrove Provinsi Papua Barat merupakan salah satu ekosistem penting, yang selain berperan sebagai sumber keanekaragaman hayati dan sumber obat-obatan, juga bermanfaat dalam konteks ekologi dan ekonomi. Bahkan kemampuan ekosistem mangrove dalam penyerapan karbon jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ekosistem lainnya, sehingga menjadikan mangrove sebagai ekosistem yang berpotensi besar untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Disampaikan oleh Susan Lusiana, IKI-PME Senior Project Manager, dari KI, sebagai mitra pemerintah dukungan terhadap pelestarian ekosistem sangat penting untuk dilaksanakan terutama bagi peningkatan ekosistem mangrove.
“Sebagai mitra pemerintah, kami sangat mengapresiasi dan senang bisa turut mendukung upaya pelestarian dan perlindungan ekosistem mangrove di Papua Barat. Karena peran penting ekosistem mangrove dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim akan memberi dampak positif bagi masyarakat dalam jangka panjang, selain untuk manfaat peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar ekosistem mangrove” beber Susan Lusiana.
Discussion about this post