Matapapua – Tambrauw : Proyek pembangunan air bersih di Distrik Miyah Selatan Kabupaten Tambrauw Provinsi Papua Barat yang telah menelan biaya ratusan juta tak kunjung selesai sehingga melatar belakangi sejumlah mahasiswa dan masyarakat yang dibawa kendali Kepala Distrik Miyah Selatan melakukan aksi demo di depan Kantor Kejaksaan Negeri Sorong. Jumat,(12/3/2021).
Proyek pembangunan air bersih ini bersumber dari APBD Kabupaten Tambrauw yang dianggarkan pada Tahun 2016 sampai 2019 in tak kunjung selesai sehingga masyarakat kecewa karena kurangnya pasokan air bersih. Hal ini diungkapkan Fransiskus Hae warga Distrik Miyah Selatan.
Menurutnya, Penyaluran air bersih ke rumah-rumah warga belum terealisasi hingga saat ini. Akhirnya untuk mendapakan air bersih masyarakat terpaksa harus mengambil air dari sungai yang letaknya jauh dari pemukiman warga.
Fransiskus mengatakan, proyek pembangunan air bersih ini sangat di nantikan masyarakat, namun sampai saat ini proyek yang dikerjakan oleh dua kontraktor yang berbeda ini belum terealisasi.
Baginya, realisasi program pembangunan air bersih tidak mendapat pengawalan dan pengawasan secara baik oleh DPRD dan Pemerintah Kabupaten Tambrauw khususnya dinas terkait sehingga dinilai menghamburkan uang negara tanpa ada hasil jelas.
Disebutkan, dalam aksi tersebut ada sejumlah aspirasi yang menjadi tuntutan yakni pertama, mahasiswa dan masyarakat meminta dengan tegas kepada pihak penegak hukum untuk menindak lanjuti masalah pengaduan proyek pembangunan air bersih di Distrik Miyah Selatan.
Kedua, diminta kepada pihak penegak hukum agar segera membentuk tim untuk pemeriksaan fisik pembangunan air bersih di Distrik Miyah Selatan.
Ketiga, meminta kepada pihak penegak hukum agar mengusut, memproses dan menghukum pihak-pihak yang mencoba menghalangi proses penegakan hukum terkait proyek tersebut, kemudian Pemerintah Kabupaten Tambrauw diminta agar segera menganggarkan dana untuk penyelesaian proyek pembangunan air bersih di Distrik Miyah Selatan.
“Poin-poin aspirasi ini kita sudah serahkan kepada pihak kejaksaan dan pihak kejaksaan berkomitmen dalam waktu dekat akan mengusut tuntas kasus ini karena mereka lagi pelajari kasus tersebut,” sebutnya via telepon, Minggu (14/3/2021).
Diakui, ada tiga oknum yang telah menerima uang dari pihak kontraktor sebesar 40 juta dengan maksud mediasi dengan masyarakat namun hal itu tidak dilakukan sampai detik ini. Tiga oknum tersebut terdiri dari dua orang berasal dari pemuda dan satu orang dari anggota DPRD aktif di Kabupaten Tambrauw.
Dinilai bahwa setiap realisasi proyek pembangunan mestinya mendapat pengawalan dan pengawasan ketat dari DPRD dan pemerintah. Namun kenyataannya jauh berbeda sehingga realisasi proyek tersebut tidak mengedepankan aspek kesejahteraan masyarakat melainkan untuk kepuasan pribadi belaka.
“Jika ada pengawalan ketat maka kasus ini tidak akan mencuat karena sudah bertahun-tahun tapi tak ada pengawasan dan pengawalan,” ungkapnya.
Melalui aksi ini, dirinya berharap kepada pihak penegak hukum agar segera melakukan pemeriksaan secara tuntas terhadap proyek air bersih ini. Supaya masyarakat cepat mendapatkan kepastian hukum kasus pembangunan air bersih di Distrik Miyah Selatan.
Discussion about this post