• 14 Jul, 2025

Masyarakat Adat Tutup Objek Wisata Pulau Wayag Hingga Pemerintah Kembalikan IUP PT. KSM

Masyarakat Adat Tutup Objek Wisata Pulau Wayag Hingga Pemerintah Kembalikan IUP PT. KSM

MataPapua,Raja Ampat - Sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah mencabut izin usaha PT. Kawei Sejahtera Mining di Pulau Kawei Distrik Waigeo Barat, Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat Daya, hingga kini warga Kampung Serpele, masih melakukan pemalangan, di objek wisata Pulau Wayag.

Siapapun yang akan masuk kawasan wisata tersebut, akan dihadang longboat oleh warga Kampung Serpele atau Kampung Selyo untuk memberikan peringatan bahwa objek wisata kepulauan Wayag, sementara ditutup. 

Objek wisata ini akan dibuka, jika pemerintah mengembalikan IUP PT. Kawei Sejahtera Mining.   

IMG-20250614-WA0021-1
Puluhan warga secara tegas menutup seluruh akses wisata sejak pemerintah mengumumkan pencabutan IUP 4 perusahaan tambang nikel di Raja Ampat, termasuk izin tambang nikel PT. KSM yang beroperasi di Pulau Kawei atas dasar kesepakatan adat, Selasa (12/6/2025).

Tak hanya menutup lokasi wisata, warga adat juga mengusir kapal-kapal turis dan wisatawan dari kawasan yang selama ini, menjadi magnet wisata dunia. mereka menyatakan kekecewaan, lantaran sektor pariwisata selama ini dinilai tidak memberikan dampak ekonomi langsung, bagi masyarakat adat. mereka akan membuka kembali objek wisata tersebut, jika presiden mengembalikan IUP PT.KSM

“Kami masyarakat Selpele yang punya tanah adat, kami palang ini untuk perusahaan tambang kawei mining harus berjalan. kalau dia berjalan  berarti palang ini kami buka dan pariwisata berjalan kembali. itu yang berkembang kemarin itu bohong! sekarang kenyataan laut bersih,” tegas Yustinus Daat.

Mereka juga mengecam konten editan di media sosial, yang dianggap menyudutkan perjuangan mereka untuk mencari nafkah. 

Warga menegaskan, bukan soal pro atau kontra terhadap pariwisata, melainkan perjuangan mempertahankan hak kelola atas tanah dan sumber penghidupan mereka. 

“Hoaks yang terjadi itu bahwa liputan Wayag dan Kawei itu berdempetan sama satu pulau itu hal yang tidak benar sama sekali. Nyatanya jarak antara wayag dengan kawei itu sekitar 40 sampai 50 kilometer. Berita hoaks itu bahwa Wayag tercemar dengan perusahaan yang ada," ungkapnya.

IMG-20250615-WA0014
Tuntutan utama mereka adalah batalkan pencabutan izin tambang dan lindungi keberlangsungan ekonomi masyarakat adat. mereka sudah tidak percaya lagi dengan narasi konservasi, yang selama ini menuntut mereka menjaga alam, namun tidak memberi timbal balik kesejahteraan, bagi pemilik tanah adat. 

Pulau wayag sudah sudah menjadi ikon wisata dunia, dan wajah pariwisata Raja Ampat, namun beberapa hari terakhir keindahan kepulauan kars di atas hamparan pasir putih tidak bisa dinikmati lantaran objek wisata itu dipalang warga Suku Kawei, dari empat marga yaitu Marga Ayelo, Daat, Aye, dan Arampele, sebagai bentuk protes kebijakan pemerintah yang mencabut Ijin Usaha Pertambangan PT. Kawei Sejahtera Mining.