Matapapua – Tambrauw : Kualitas beras jatah pegawai khususnya di Distrik Syujak, Kabupaten Tambrauw tidak layak untuk dikonsumsi para pegawai, sehingga Kepala Distrik Syujak, Yopi Yesnath berinisiatif mengembalikan beras tersebut kepada pihak distributor yakni PT. Irian Bhakti untuk kemudian dikoordinasikan kepada pihak Bulog Sorong, Sabtu (19/12).
Yopi Yesnath menjelaskan, kualitas beras jatah yang tidak layak dikonsumsi ini bukan yang pertama kali terjadi namun sudah berulang kali sehingga pihaknya harus dikembalikan kepada pihak penanggung jawab.
Yopi mengaku, kondisi beras jatah pegawai tersebut dinilai cocok untuk makanan ternak bukan untuk dikonsumsi manusia sebab akan menimbulkan alergi ketika dikonsumsi.
Disebutkan, tujuan pengembalian beras jatah tersebut bukan mengandung maksud tertentu melainkan sebagai bahan evaluasi bagi pihak penyedia beras jatah.
“Jelas bahwa beras ini untuk jatahnya pegawai dan jatahnya pegawai ini ada tunjangan pegawai yang diambil tetapi kualitas berasnya sangat memprihatinkan makanya saya harus kembalikan karena beras ini tidak layak untuk dikonsumsi,” akunya di Sorong, Sabtu (19/12).
Sementara itu, Yopi Lewerissa, Kepala Bagian Niaga PT. Irian Bhakti sebagai distributor mengaku terkait persoalan ini akan disampaikan kepada pihak Bulog sebagai penanggung jawab.
“Terkait keluhan ya kita sebagai pihak distributor baru kali ini dapat keluhan dan ini akan saya sampaikan kepada pihak Bulog untuk ditindak lanjut seperti apa,” Jelasnya di Sorong, Sabtu (20/12).
Terkait dengan persoalan ini, Rendy Ardiansyah, Kepala Cabang Kantor Perum BULOG Kota Sorong, saat ditemui mengatakan, mengaku kaget dan shok atas kejadian tersebut. Sebab, sebelum beras didistribusikan sudah dilakukan tindakan pencegahan berupa pengecekan dan pengujian kualitas beras jatah.
Ketika mengetahui soal pengembalian beras jatah tersebut pihaknya langsung menghimbau kepala gudang agar mengembalikan beras jatah dengan kualitas yang baik.
“Terus terang ketika mendengar kabar itu saya kaget dan shok karena sedemikian rupa tindakan pencegahan telah dilakukan sebelum beras didistribusikan keluar,” Jelas Rendy di kantor Bulok di Sorong, Senin (21/12).
Rendy mengatakan, banyak faktor yang mendasari keluhan tersebut, kemungkinan faktor terburu-buru mengakut beras akhirnya pengecekan kualitas beras terlewati atau masih tersimpan lama di gudang distributor. Karena beras jatah jika tersimpan lama tentu akan berpengaruh terhadap penurunan kualitas beras.
“Jadi ketika beras tersebut tidak memenuhi standar kualitas namun sudah terlanjur sampai di penerima maka solusinya segera dibawa kembali ke gudang untuk diganti segera mungkin,” ucapnya.
Karena itu dirinya berharap ke depan jika masih ada keluhan terkait kualitas beras segera disampaikan untuk diganti dengan kualitas beras yang lebih baik. Baginya, pihaknya telah berkomitmen bahwa akan bekerja keras semaksimal mungkin untuk meminimalisir keluhan-keluhan terkait kualitas beras.
Discussion about this post