Merauke, Matapapua.com - Ketua Pusat Muhammadiyah, Agung Danarta melantik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) dan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Provinsi Papua Selatan serta meresmikan Klinik PKU Muhammadiyah Merauke pada Sabtu (28/6).
Ketua Pusat Muhammadiyah, Agung Danarta mengatakan bahwa Muhammadiyah sudah lama di Papua, namun menjadi wilayah Papua Selatan baru dikukuhkan seiring dengan pemekaran Provinsi Papua Selatan.
Dia mengharapkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Papua Selatan yang telah dikukuhkan semangat bergelora dalam mengembangkan persyarikatan, mendharma baktikan dalam berkiprah untuk kemajuan umat dan bangsa.
Ia menyampaikan bahwa menjadi pimpinan Muhammadiyah di Papua dan di Jawa tentunya berbeda sebab muslim minoritas. Karena itu, tetap menjaga sinergitas dengan agama yang lain sehingga terciptanya kedamaian dan kemakmuran bagi semua orang.
“Kehadiran Muhammadiyah harus bisa dirasakan manfaatnya oleh semua orang, bukan hanya anggota Muhammadiyah atau umat Islam saja, tetapi seluruh masyarakat,” tambah dia.
Kepala Inspektur Daerah Provinsi Papua Selatan, Sucahyo Agung Dwi Arianto mewakili Gubernur Apolo Safanpo mengapresiasi kiprah Muhammadiyah yang tidak hanya sebagai organisasi besar tapi berkontribusi nyata diberbagai bidang di antaranya pendidikan, kesehatan, dan sosial ekonomi.
Sucahyo menilai, program-program Muhammadiyah selaras dengan visi Pemerintah Provinsi Papua Selatan yakni bermartabat, aman, damai, sehat, cerdas, produktif dan sejahtera serta pemerintahan yang partisipatif.
Pemerintah Provinsi Papua Selatan menyambut baik dan mendukung penuh pengukuhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM).
"Kami menyampaikan selamat atas pengukuhan pimpinan wilayah Muhammadiyah dan Aisyiyah, serta peresmian Klinik PKU Muhammadiyah. Semoga semua ini menjadi bagian dari kerja sama dan kolaborasi untuk membangun Papua Selatan yang lebih baik,”kata dia.
Sucahyo mengatakan, Klinik PKU Muhammadiyah Merauke resmi dibuka sebagai salah satu bentuk amal usaha Muhammadiyah di sektor kesehatan.
Ketua PWM Papua Selatan, Julfri Thamrin dalam sambutannya menegaskan sejarah panjang Muhammadiyah dalam layanan sosial.
“Di tempat kita ini sudah terpampang nama Klinik PKU Muhammadiyah,"ujar dia.
Menurutnya, awalnya pada 1938 dikenal sebagai PKO, Penolong Kesengsaraan Oemoem. Kini menjadi Pembina Kesejahteraan Umat.
"Kehadiran kita di sini mudah-mudahan menjadi kolaborasi untuk mendukung operasional klinik ini. Klinik ini bukan milik pribadi atau perusahaan, tetapi milik Persyarikatan Muhammadiyah,”kata dia.
Ia juga menegaskan bahwa pembangunan klinik ini terwujud berkat gotong royong berbagai pihak.
“Bukan hanya Muhammadiyah, tetapi juga dibantu banyak kalangan termasuk Nahdlatul Ulama. Klinik ini bukan hanya untuk umat Islam saja tetapi untuk melayani seluruh masyarakat Merauke,”ujarnya.
Ia berharap agar kepengurusan baru mampu mengembangkan amal usaha, memperluas layanan dakwah, pendidikan, dan kesehatan.