Merauke, Matapapua.com – Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengembangkan pertanian dengan sistem digital di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan guna meningkatkan produksi tanaman pangan terlebih khusus produksi padi.
Sistem yang dikembangkan adalah Smart farming. Satu sistem pertanian yang melibatkan integrasi teknologi canggih ke dalam praktik pertanian dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas produk pertanian serta meningkatkan minat petani milenial karena dapat dikendalikan melalui handphone (HP) Android.
Teknologi digital bidang pertanian yang ditemukan oleh Balai Pertanian Lampung dibawah Kementerian Pertanian Republik Indonesia tersebut saat ini sudah diterapkan di Kampung Telaga Sari Distrik Kurik Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan guna meningkatkan produksi padi sebagai kekuatan pangan Nasional.
Petani milenial di Kampung Telaga Sari Distrik Kurik Kabupaten Merauke bersama tim Balai Pertanian Lampung pada Selasa (23/7) melakukan uji penggunaan teknologi digital untuk irigasi sawah. Mereka dapat menyiram tanama padi serta pupuk hanya dengan mengendalikan melalui handphone.
Kepala Balai Pelatihan Pertanian Lampung (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Abdul Roni Angkat mengatakan bahwa alat sistem pertanian digital tersebut tidak dijual untuk umum. Awalnya hanya diciptakan untuk memudahkan sistem pertanian di wilayah Lampung.
Namun, kata dia, permintaan Kementerian Pertanian alat sistem pertanian digital tersebut dapat dikembangkan di Merauke, Provinsi Papua Selatan guna meningkatkan produksi pertanian di Merauke.
Dia menjelaskan bahwa alat dan sistem pertanian digital tersebut tidak dijual bagi petani di Kampung Telaga Sari Distrik Kurik Kabupaten Merauke tetapi tim Balai Pertanian Lampung memberikan pelatihan dan pendampingan untuk merakit alat dan sistem pertanian digital tersebut.
Ia berharap agar alat dan sistem pertanian digital ini dapat ditindaklanjuti dan dikembangkan oleh pemerintah daerah kabupaten Merauke dan Provinsi Papua Selatan karena sistem tersebut memudahkan para petani.
“Proses penyiraman dan pemupukan padi manual menggunakan tenaga manusia yang memakan waktu 3 sampai 4 jam dengan teknologi ini hanya 10 sampai 20 menit. Selain itu, alat penyiraman juga dikendalikan dengan HP Android. Teknologi ini juga menggunakan kamera pemantauan sehingga dari rumah petani dapat memantau hama di sawah melalui handphone Android yang tentunya menarik minat petani milenial,” tambah dia
Discussion about this post