Matapapua – TAMBRAUW : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tambrauw menggelar rapat paripurna pengumuman pengusulan akhir masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati Tambrauw periode 2017-2022. Buoati Tambrauw Gabriel Asem dan Wakil Bupati Mesakh Metusala Yelwam akan mengakhiri masa jabatannya pada (22/5) mendatang.
Di akhir masa jabatan bupati, diakui Gabriel Asem berhasil membuka keterisolasian setiap daerah pelosok dengan pembangunan infrastruktur dasar yakni jalan dan jembatan.
Selain itu pembangunan jaringan telekomunikasi pun sudah menyebar ke setiap wilayah pelosok. Dan satu momentum yang berani diambil Gabriel Asem pada masa kepemimpinannya adalah memindahkan ibu kota Kabupaten Tambrauw dari Distrik Sausapor ke Distrik Fef sebagai ibu kota Kabupaten Tambrauw. Tak ketinggalan, Gabriel juga membangun perkantoran di ibu kota Kabupaten Tambrauw.
Namun dibalik keberhasilannya, selama kurang lebih 10 tahun memimpin kabupaten konservasi tersebut, Gabriel Asem dianggap tidak serius membangun Sumber Daya Manusia yang mumpuni. Hal ini disampaikan Wakil Ketua II DPRD Tambrauw, Yoseph Airai.
Menurutnya, dari sisi birokrasi, Gabeiel Asem lupa atau sengaja tidak mempersiapkan putra-putri terbaik Tambrauw untuk kemudian menggantikan estafet kepemimpinan selanjutnya.
” Jadi selama kepemimpinannya saya juga bingung apakah kaka Gabriel Asem lupa atau sengaja membiarkan putra-putri terbaik Tambrauw agar tidak menjadi pemimpin di negerinya sendiri,” Jelas Yosep kepada media ini via pesan Whatsapp, Minggu (24/4).
Dengan begitu kegagalan ini akan sesuai dengan visi para pejuang pemekaran Kabupaten Tambrauw yakni biarkanlah orang bodoh memimpin orang bodoh. Lanjutnya, hal ini akan terlihat pada kontestasi politik pada tahun 2024 mendatang.
“SDM yang dimaksud adalah bahwa banyak PNS yang masih berijazah SMA, diploma S1 ini seharusnya Pemda menyekolahkan mereka dengan biaya pemerintah. Agar mereka setelah menyelesaikan studi, mereka bisa ganti posisi penting dalam birokrasi seperti bidang kedokteran, penerbangan, pertambangan, penerimaan IPDN dan itu yang dihitung,” sebutnya.
Yosep mengakui, bahwa mahasiswa yang disekolahkan Dinas Pendidikan di berbagai kota studi tidak ada perhatian serius dari Pemda Tambrauw. Dia kemudian melontarkan pertanyaan bahwa siapakah sosok figur dari birokrasi anak asli Tambrauw yang akan muncul pada kontestasi politik 2024.
Discussion about this post