Matapapua – Aimas : Dinas tanaman pangan hortikultura dan perkebunan melalui balai proteksi tanaman pangan dan hortikultura Provinsi Papua Barat, melakukan pembinaan untuk membuat agens hayati MOL dan Pesnap untuk petugas THL tingkat LPHP Kabupaten Sorong, bertempat di kantor Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Kabupaten Sorong, Kamis (1/7).
Kepala dinas pertanian tanaman pangan hortikultura dan perkebunan kabupaten Sorong Frengki Y. Wamafma,S Hut.,M.si mengatakan komitmen pemerintah Kabupaten terhadap kegiatan dimaksud, Bupati Sorong kata Frengki memberikan perhatian dan apresiasi terkait dengan sinergi kegiatan di bidang pertanian, agar dapat mempersiapkan penyuluh.
” Hari ini bersama dengan balai proteksi tanaman pangan dan hortikultura provinsi Papua Barat dan juga dalam rangka mempersiapkan tenaga tenaga harian lepas dalam kaitannya untuk meningkatkan mutu tanaman, untuk mempersiapkan petani yang baik, kita harus memberikan pengetahuan terkait dengan hama penyakit, sehingga ini semua akan mendukung kegiatan pertanian di Kabupaten Sorong, sebab untuk mengatasi hama, selama ini dinas sedang melakukan berbagai upaya untuk memberantas hama maupun penyakit tumbuhan” kata Frengki Y. Wamafma.
” Kegiatan ini merupakan pertemuan untuk membangun komunikasi kita kedepan, bahwa apa yang selama ini kurang kita akan benahi, dengan membangun kerja sama yang baik sehingga kalau ada kebutuhan yang belum bisa di akomodir oleh dinas maka dinas bisa berkoordinasi dengan pihak terkait sehingga LPHP yang punya skill di bidangnya dapat menanggulangi penyakit hama dan penyakit tanaman lainnya ” tambahnya.
Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Papua Barat, Henny Pinontoan mengatakan pelatihan pembinaan ini tujuanya untuk membuat agen hayati MOL dan Pesnap untuk petugas THL tingkat LPHP Kabupaten Sorong Papua Barat agar pekerja yang turun kelapangan dapat memberikan pengetahuan kepada petani di sekitarnya.
” Kami harapkan semoga program pembinaan bagi tenaga harian kami di lapangan akan di lakukan terus menerus sehingga membekali petugas kami di lapangan, meningkatkan keterampilan mereka untuk menangani persoalan petani dalam hal ini adalah bagaimana mengendalikan serangga, hama dan penyakit di lapangan” ujar Henny Pinontoan.
Kepala laboratorium pengamatan hama dan penyakit (LPHP) Kabupaten Sorong, Sutardi mengatakan kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, untuk hari pertama berupa penyampaian materi tentang agensi hayati, ruang lingkup agensi hayati, hingga penggunaan maupun cara pembuatanya.
” Jadi Agensi Hayati merupakan pestisida nabati walaupun bahwa prinsip PHT (pengendalian hama terpadu) ini ada 4 yang pertama ini adalah budi daya tanaman sehat, jadi sehatkan dulu tanamannya, jadi melalui pengolahan tanah, melalui pemilihan bibit unggul yang berkualitas kemudian melalui tindakan tindakan, kedua ini pemanfaatan musa alami, musa alami jadi serangga serangga yang berguna itu dapat di lestarikan” ucapnya Sutardi.
Pembuatan agensi hayati berupa semua mikro organisme, bisa berupa mikroplasma, cendawan bisa berupa bakteri, nimatoda yang dipakai untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), sehingga secara alami pengendalian biologis.
” Agensi Hayati bisa bersifat predator, bisa bersifat parasit, bisa bersifat patogen, serangga dapat juga berperan sebagai agen antagonis ini lah bahan ke 4 klasifikasi inilah yang dipakai untuk mengendalikan OPT baik tanaman pangan maupun hortikultura dan jenis komoditi lainnya, kalau untuk tanaman pangan khususnya untuk padi ini hama ini merupakan peringkat tertinggi, terutama di Kabupaten se- Sorong Raya, Papua Barat bahkan sudah tingkat Nasional juga itu jadi penggerek batang” tandasnya.
Discussion about this post